- Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan
– Promosi
Kesehatan (Health Promotion), yang diberi definisi : Proses pemberdayaan
masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya (the
process of enabling people to control over and improve their health), lebih luas
dari Pendidikan atau Penyuluhan Kesehatan. Promosi Kesehatan meliputi
Pendidikan/ Penyuluhan Kesehatan, dan di pihak lain Penyuluh/Pendidikan
Kesehatan merupakan bagian penting (core) dari Promosi Kesehatan.
– Promosi
Kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku di bidang kesehatan
disertai dengan upaya mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangat
berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan
– Promosi
Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai
perpaduan dari upaya preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan
rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.
– Promosi
kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya pendekatan edukatif yang
selanjutnya disebut gerakan pemberdayaan masyarakat, juga perlu dibarengi
dengan upaya advokasi dan bina suasana (social support).
– Promosi
kesehatan berpatokan pada PHBS yang dikembangkan dalam 5 tatanan yaitu di
rumah/tempat tinggal (where we live), di sekolah (where we learn), di tempat
kerja (where we work), di tempat-tempat umum (where we play and do everything)
dan di sarana kesehatan (where we get health services).
– Pada promosi
kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang dilandasi oleh kesamaan
(equity), keterbukaan (transparancy) dan saling memberi manfaat (mutual
benefit). Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah dengan masyarakat
termasuk swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat, juga secara lintas program dan
lintas sektor.
– Promosi
Kesehatan sebenarnya juga lebih menekankan pada proses atau upaya, dengan tanpa
mengecilkan arti hasil apalagi dampak kegiatan. Jadi sebenarnya sangat susah
untuk mengukur hasil kegiatan, yaitu perubahan atau peningkatan perilaku
individu dan masyarakat. Yang lebih sesuai untuk diukur: adalah mutu dan
frekwensi kegiatan seperti: advokasi, bina suasana, gerakan sehat masyarakat,
dll.
- Metode dan Media Promosi Kesehatan
Metode :
- Metode Promosi Individual
– Bimbingan dan
penyuluhan
– Interview
(wawancara)
- Metode Promosi Kelompok
– Kelompok Besar
a) Ceramah
b) Seminar
– Kelompok Kecil
a) Diskusi
b) Brain Storming
c) Snow Ball
d) Buzz Group
e) Role Play
f) Permainan Simulasi
- Metode Promosi Kesehatan Massal
– Public Speaking
– Media Massa
Media :
Lihat Sukidjo (2005) halaman 290.
- Sejarah Promosi Kesehatan
- Era propaganda dan Pendidikan Kesehatan Rakyat (masa kemerdekaan sampai 1960an)
– Pada tahun 1924
oleh pemerintah Belanda dibentuk Dinas Higiene. Kegiatan pertamanya berupa
pemberantasan cacing tambang di daerah Banten. Bentuk usahanya dengan mendorong
rakyat untuk membuat kakus/jamban sederhana dan mempergunakannya. Lambat laun
pemberantasan cacing tambang tumbuh menjadi apa yang dinamakan “Medisch
Hygienische Propaganda”. Propaganda ini kemudian meluas pada penyakit perut
lainnya, bahkan melangkah pula dengan penyuluhan di sekolah-sekolah dan
pengobatan kepada anak-anak sekolah yang sakit. Timbullah gerakan, untuk
mendirikan “brigade sekolah” dimana-mana.
– Perintisan
Pendidikan Kesehatan Rakyat oleh Dr. R. Mohtar
- Era Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan (1960-1980)
– Munculnya istilah Pendidikan
Kesehatan dan diterbitkannya UU Kesehatan 1960
– Ditetapkannya Hari Kesehatan
Nasional (12 November 1964)
- Era PKMD, Posyandu dan Penyuluhan Kesehatan melalui Media Elektronik (1975-1995)
– Peran serta dan
pemberdayaan masyarakat (Deklarasi Alma Ata, 1978)
– Munculnya PKMD
(Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa)
– Munculnya
Posyandu
– Penyuluhan
kesehatan melalui media elektronik (dialog interaktif, sinetron dll)
- Era Promosi dan Paradigma Kesehatan (1995-2005)
– Konferensi
Internasional Promosi Kesehatan I di Ottawa, Kanada, munculnya istilah
promosi kesehatan (Ottawa Charter, 1986)
memuat 5 strategi pokok Promosi
Kesehatan, yaitu : (1) Mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan
(healthy public policy); (2) Menciptakan lingkungan yang mendukung (supportive
environment); (3) Memperkuat gerakan masyarakat (community action); (4)
Mengembangkan kemampuan perorangan (personnal skills) ; dan (5) Menata kembali
arah pelayanan kesehatan (reorient health services).
– Konferensi
Internasional Promosi Kesehatan II di Adelaide, Australia (1988)
Konferensi ini menekankan 4
bidang prioritas, yaitu: (1) Mendukung kesehatan wanita; (2) Makanan dan gizi;
(3) Rokok dan alkohol; dan (4) Menciptakan lingkungan sehat.
– Konferensi
Internasional Promosi Kesehatan III di Sundval, Swedia (1991)
Konferensi ini mengemukakan 4
strategi kunci, yakni: (1) Memperkuat advokasi diseluruh lapisan masyarakat;
(2) Memberdayakan masyarakat dan individu agar mampu menjaga kesehatan dan
lingkungannya melalui pendidikan dan pemberdayaan; (3) Membangun aliansi; dan
(4) Menjadi penengah diantara berbagai konflik kepentingan di tengah
masyarakat.
– Konferensi
Internasional Promosi Kesehatan IV di Jakarta, Indonesia (Jakarta Declaration
on Health Promotion, 1997)
Promosi Kesehatan abad 21 adalah :
- Meningkatkan tanggungjawab sosial dalam kesehatan;
- Meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan;
- Meningkatkan kemitraan untuk kesehatan;
- Meningkatkan kemampuan perorangan dan memberdayakan masyarakat;
- Mengembangkan infra struktur promosi kesehatan.
PROMOSI KESEHATAN SAAT INI
Promosi Kesehatan di Indonesia telah mempunyai visi,
misi dan strategi yang jelas, sebagaimana tertuang dalam SK Menkes RI No.
1193/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan. Visi, misi dan strategi
tersebut sejalan dan bersama program kesehatan lainnya mengisi pembangunan
kesehatan dalam kerangka Paradigma Sehat menuju Visi Indonesia Sehat.
Visi Promosi Kesehatan adalah: “PHBS 2010”, yang
mengindikasikan tentang terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang berbudaya
sehat. Visi tersebut adalah benar-benar visioner, menunjukkan arah, harapan
yang berbau impian, tetapi bukannya tidak mungkin untuk dicapai. Visi tersebut
juga menunjukkan dinamika atau gerak maju dari suasana lama (yang ingin
diperbaiki) ke suasana baru (yang ingin dicapai). Visi tersebut juga
menunjukkan bahwa bidang garapan Promosi kesehatan adalah aspek budaya
(kultur), yang menjanjikan perubahan dari dalam diri manusia dalam interaksinya
dengan lingkungannya dan karenanya bersifat lebih lestari.
Misi Promosi Kesehatan yang ditetapkan adalah: (1)
Memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat untuk hidup sehat; (2) Membina
suasana atau lingkungan yang kondusif bagi terciptanya phbs di masyarakat; (3)
Melakukan advokasi kepada para pengambil keputusan dan penentu kebijakan. Misi
tersebut telah menjelaskan tentang apa yang harus dan perlu dilakukan oleh
Promosi Kesehatan dalam mencapai visinya. Misi tersebut juga menjelaskan fokus
upaya dan kegiatan yang perlu dilakukan. Dari misi tersebut jelas bahwa
berbagai kegiatan harus dilakukan serempak.
Selanjutnya strategi Promosi Kesehatan yang selama ini
dikenal adalah ABG, yaitu: Advokasi, Bina Suasana dan Gerakan Pemberdayaan
Masyarakat. Ketiga strategi tersebut dengan jelas menunjukkan bagaimana cara
menjalankan misi dalam rangka mencapai visi. Strategi tersebut juga menunjukkan
ketiga strata masyarakat yang perlu digarap. Strata primer adalah masyarakat langsung
perlu digerakkan peran aktifnya melalui upaya gerakan atau pemberdayaan
masyarakat (community development, PKMD, Posyandu, Poskestren, Pos UKS, dll).
Strata sekunder adalah para pembuat opini di masyarakat, perlu dibina atau
diajak bersama untuk menumbuhkan norma perilaku atau budaya baru agar
diteladani masyarakat. Ini dilakukan melalui media massa, media tradisonal,
adat, atau media apa saja sesuai dengan keadaan, masalah dan potensi setempat.
Sedangkan strata tertier adalah para pembuat keputusan dan penentu kebijakan,
yang perlu dilakukan advokasi, melalui berbagai cara pendekatan sesuai keadaan,
masalah dan potensi yang ada. Ini dilakukan agar kebijakan yang dibuat
berwawasan sehat, yang memberikan dampak positif bagi kesehatan.
Dengan visi, misi dan strategi seperti ini, Promosi
Kesehatan juga jelas akan melangkah dengan mantapnya di masa depan. Namun
sebagaimana konsep Promosi kesehatan yang disebutkan di muka, visi, misi dan
strategi tersebut juga harus dapat dioperasionalkan secara lebih membumi di
lapangan, sesuai keadaan, masalah dan potensi setempat.